Model Kepercayaan Kesehatan didasarkan pada tiga faktor yang penting: 1) kesiap-siagaan individu untuk mempertimbangkan perubahan tingkah laku untuk menghindari penyakit atau untuk memperkecil resiko kesehatan; 2) keberadaan dan pemerataan kegiatan di lingkungan individu yang menginginkan suatu perubahan; dan 3) perilaku diri mereka. Masing-Masing dari faktor ini dipengaruhi oleh suatu kesatuan berhubungan antar kepribadian dan lingkungan dari individu, seperti halnya pengalaman masa lalu dengan pelayanan kesehatan dan penyedia sarana tersebut (Dignan & Carr, 1992). Begitu juga persepsi sehat seseorang sangatlah dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, disamping sosio budaya (Sarwono, 1997).
Musadad, et.al (1998), perilaku pencarian kesehatan dapat dilihat dari gambaran perilaku pola pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh individu atau keluarga yang mencerminkan tingkat pengetahuan dan kepercayaan masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan yang ada. Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ketersediaan sarana, waktu pelayanan, kemampuan ekonomi, pengalaman dan kecocokan serta pengetahuan dan pemanfaatan obat-obat tradisional (Antropologi, 2002).
Menurut keyakinan masyarakat Dayak penyakit yang diakibatkan roh-roh jahat yang disebut kapuhunan cara penyembuhannya dengan cara baharagu yang dilakukan seorang ahli pengobatan yang dinamakan balian dengan melalui sebuah upacara dan mantera. Sedangkan penyakit yang menurut balian akibat bibit penyakit cara pengobatan dengan obat akar-akaran, daun-daunan ( pilusur ) (Sam, 2000). Begitu juga Nieuwenhuis (1994), menyatakan bahwa peran terpenting dalam pengobatan orang Dayak Bahau adalah pembacaan mantera; pengusiran roh baik ditolong oleh para dayung. Disamping itu juga mengembangkan sistem larangan makanan diet yang rumit yang diterapkan pada setiap penyakit. Mereka berusaha memerangi penyakit dengan melarang menyantap makanan tertentu, mandi dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar